Contoh Cerita Fiksi - An Overview
Saya sangat mencintai Lili dan selalu merawatnya dengan baik. Setiap hari, saya memberinya makanan dan minuman yang cukup, serta membersihkan kandangnya secara rutin. Ketika Lili sakit, saya selalu membawanya ke dokter hewan.Hutan yang mereka jelajahi sangatlah rimbun. Di sore menjelang malam, mereka belum juga sampai di spot perkemahan. Tanpa beristirahat, mereka pun melanjutkan langkah kaki yang masih penuh semangat.
“Aku kan punya ilmu kebatinan,” Lia tertawa jenaka.” Bisa menebak apapun yang kamu masak di setiap hari minggu.”
Kisah ini mengingatkan kita akan kekuatan kebaikan dan persahabatan yang dapat mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Setiap hari ia berjalan sambil menjinjing tas berisi garam untuk dijual dari rumah ke rumah atau ke pasar. Pada suatu hari, di kampung tetangga ada orang meninggal. Namun, tidak ada seorang pun yang dapat memandikan dan menyembahyangkan jenazahnya. Beberapa orang diutus mencari orang yang dapat memandikan dan menyembahyangkan jenazah.
“Teman-teman sepertinya kue ini bekal Pak Tukang Kayu yang sering ke hutan ini, mungkin dia baru saja ke sini dan belum pergi terlalu jauh. Bagaimana jika ku susul kan kue ini, bukankah menolong orang juga perbuatan mulia?” Cici meyakinkan temannya.
Tan Mien mengurung raksasa itu karena raksasa itu senang mencuri gula di rumah-rumah penduduk. Raksasa itu suka sekali makanan manis.
Pada zaman dahulu, di tengah hutan di sebuah pulau terpencil, hidup seorang putri cantik bernama Laila.
Karya sastra berbentuk cerita pendek ini bisa dengan mudah kita temui di berbagai media, seperti majalah, buku, dan antologi cerpen dalam format cetak.
Kau memasang earphone. “Ruby Tuesday” yang dimainkan The Rolling Stones mengalun di telinga: “‘There’s no time to get rid of,’ I listened to her say. Catch your goals right before they slip absent.” Lagu itu bercerita tentang seorang perempuan misterius yang datang dan Kumpulan Cerpen Fiksi pergi semaunya.
“Aku senang seperti ini. Getah ini tidak menyakitiku. Aku akan merasa sakit jika kau lemparkan aku ke atas duri itu,” kata Kelinci Kecil sambil matanya mengerling ke arah duri pagar.
Sedangkan kedua anak Inaq Lembian tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi dua ekor burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah menjadi burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia maka kedua burung itu tidak mampu mengerami telurnya.
Setelah merasa yakin serigala telah pergi, Kelinci ke luar dari lubang, lalu melompat dan masuk ke kebun dengan melewati bawah pagar duri.
Suara mereka menggema di tengah tebasan air hujan yang jatuh dari langit. Tampaknya juga matahari belum bangun dari tidurnya yang pulas, mungkin matahari juga sedang menikmati hujan yang menghipnotis teriknya yang biasa muncul. Rahasia demi rahasia mereka ucapkan dengan rasa lepas dan bebas.